Kemarin gue lagi duduk disalah satu cafe favorit gue, kebutulan gue lagi sendiri sambil lanjutin ngetik untuk buku pertama gue. Ide yang cermerlang dan terus belanjut gue nulis, tiba-tiba semua ide yang ada dikepala gue amburadur ketika ada segerombolan ibu-ibu yang teriak-teriak kayak keserupan pas di belakang gue.
Gue sempat nengok kebelakang, dan gue harus pake kacamata hitam ntuk melihat karna silau banget, ibu-ibu itu banyak banget emasnya, ntah di asli, atau juga besi di cat. yang gue taksir emas yang dipake itu sampek 30 kiloan, dengan sebanyak itu ditubuh mereka, seharunya meraka harus lebih seger dari gadis-gadis ABG.
Gue nyoba konsen lagi buat nulis buku pertama gue, tapi tiba-tiba konsentrasi gue ancur gara-gara datang seorang ibu-ibu memakais baju impor baru. Ibu-ibu disitu pada heboh nanyak-nanyak soal bajunya, "Beli dimana Njeeng!! bajunya bagus banget" | "Itu asli impor dari paris Lhoo Njeeng, lagi murah, diskon besar-besaran lhoo, cuma 33 juta ajah"Beberapa kemudian, ibu-ibu itu pada teriak, seperti paduan suara yang rusak !! "AAaaaa !! Kok murah banget JEeng"Sumpah kuping gue sempat berdarah, sangking besarnya teriakan ibu-ibu ni. Dalam hati !! "anjirr murah darimana baju harnya 33 juta, mending gue beli motor baru daripada beli baju segitu mahal"
Kalo bajunya segitu mahal, dalemannya seberapa mahal ya, atau makan dirumah pake apa ya !! minumnya pasti air nuklir soda nih.Kehebohannya pun berlanjut, membuat gue gak betah. Karena gue masih sayang sama kuping gue, akhirnya gue pidah posisi kepojokan, dimana cuma ada kumpulan-kumpulan jomblo, "Maaf ya, gue gak merasa jomblo" karna pesaran apa yang dilakukan ibu-ibu itu akhirnya gue googling dan menemukan yang namanya ibu-ibu sosialita.
Nah, disini gue beberapa ciri ibu-ibu sosialita sesuai dengan hasil riset gue, semoga bisa nambah pengehtahuan kalian semua.
ArisanKegiatan ini biasanya dilakukan ibu-ibu sosialita bisa setiap minggu, bulan atau per tiga bulan, per enam bulan dan bisa tahunan, kayak bikin laporan keuangan perusahaan. Yup, biasanya iuran buat arisan aja bisa sampek berjuta-juta, tapi iuran arisan masih kalah gedenya daripada uang beli pakaian, jalan-jalan keluar negeri dan lain-lain deh.
HedonSeperti yang gue bilang di atas, barang-barang yang dimiliki oleh ibu-ibu sosialita itu nggak ada yang murah. Tas doang bisa ampe puluhan juta harganya. Bahkan, ada juga tas mereka yang harganya sampai ratusan juta. Gue penasaran, kayak apa sih bentuk tas yang harganya ratusan juta itu? Apa di dalam tas itu ada TV, home theater, dapur, kamar mandi dan garasi? Atau, apa tas itu tahan api, peluru dan bencana alam? Atau jangan-jangan tas itu bisa berubah jadi jet-pack dalam keadaan darurat?
Make Up W.O.WIbu-ibu sosialita yang gue temuin kemarin, dandanannya nggak ada yang biasa. Ada yang make sanggul tinggi banget. Gue curiga itu sanggul juga bisa dipakai buat alat penguat sinyal handphone. Selain sanggul, make-up yang nempel di wajah mereka juga nggak wajar. Yang paling mencolok adalah bulu mata. Tebal dan panjang banget. Dengan bulu mata sepanjang itu, kalo mereka ngedipin mata dengan kecepatan tinggi secara rame-rame, mungkin mereka bisa menciptakan angin topan.
NarsisKalo udah dandan heboh dan punya aksesoris mahal, tentunya bakal mubadzir kalo nggak dipamerin kepada dunia. So, sering-sering selfie atau foto-foto sendiri dan di-share ke social media adalah kegiatan wajib.Tapi biasanya nggak cuma wajah, barang-barang branded yang mereka beli juga mereka pamerin ke social media. Misal, upload foto lagi makan steak. Gambar steaknya cuma menghabiskan 25% dari frame foto. Sisanya? Gambar sepatu baru yang ditaroh di sebelah steak itu. Ntah mereka make tuh sepatu buat ngalusin daging steaknya atau gimana.Kembali ke soal selfie-nya ibu-ibu sosialita. Seru sih ngeliat ibu-ibu berumur yang masih segar dan enerjik berpose menggemaskan. Tapi yang jadi masalah, sebagian dari ibu-ibu sosialita ini nggak sadar diri kalo mereka sudah terlalu tua untuk berpose dengan gaya tertentu. Misal gaya "Chibi", terakhir liat temen nyokap yang usianya udah 50an nge-upload foto gaya chibi di Facebook, gue kehilangan semangat hidup selama seminggu. Rasanya kayak abis liat berhala yang sedang puber.
Suka NyumbangTapi di samping segala kebiasaan-kebiasaan 'wah' mereka, ibu-ibu sosialita itu juga terkenal dermawan. Mereka suka menyumbangkan sebagian dari harta mereka untuk orang-orang kurang mampu. Mereka juga suka melakukan kegiatan-kegiatan sosial secara rame-rame untuk mendukung orang-orang yang membutuhkan. So, mungkin di titik ini gue setuju mereka disebut ibu-ibu sosialita, karena kesadaran mereka akan kehidupan sosial ternyata tinggi juga.So, kesimpulan yang bisa gue ambil dari ibu-ibu sosialita ini, mereka adalah sekumpulan orang yang bingung cara ngabisin duit gimana. Mungkin suaminya kalo pilek, ingusnya berbentuk duit. Nah, syukurlah mereka menghabiskan duitnya dengan cara yang positif. Yap.. Gue tetep bilang gaya hidup hedonis mereka positif selama tidak merugikan orang. Duit juga duit mereka sendiri ini. Dan hobi mereka nyumbangin sebagian harta mereka adalah hal yang sangat layak diacungin jempol. Gue sebel sama orang yang suka pamer, tapi pelit.Yap.. Kayaknya itu aja dulu beberapa ciri ibu-ibu sosialita yang bisa gue share di sini. Semoga info ini bisa nambahin pengetahuan kalian semua. Maaf-maaf kalo ada bagian dari tulisan gue ini yang kurang berkenan di hati. Kalo lo tau ada ciri-ciri lain dari ibu-ibu sosialita yang belum gue sebutin di atas, silakan share di comment box ya!
Utk pasutri yg berminat 3some atau ibu yg ingin hamil saya siap membantu...area sby-sidoarjo (rahasia & keberrsihan terjamin)..no guy.no banci..089677330876
ReplyDelete